KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT,karena
dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini.Tidak lupa pula saya ucapakan kepada dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberi dukungan kepada saya dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Dan semoga dengan selesainya makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.Amin.
Pekanbaru,0 7 mai 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………..…. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..... ii
BAB I :
PENDAHULUAN……………………………………………... 1
A. Latar belakang………………………………………………………... 1
BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………. 2
A. Pengertia Tes dan Pengukuran Olahraga……………………………... 2
B. Tes Antropometri …………………………………………………….. 2
C. Tes Kelentukan ( Flexibility ) ……………………………...……….… 4
D. Tes Kelincahan ( Agility )……………………………………………. 4
E. Tes Keseimbangan ( Balance )…………………………….………….. 5
F. Tes Reaksi……………………………………………….….…………. 6
G. Tes Strength ( Kekuatan )…………………………………….…...….. 7
H. Tes Power ……………………………………………………..……… 12
I. Pengukuran Denyut Nadi……………………………………...………. 13
J. Tes Endurance………………………………………………...….……. 14
K. Tes Cabang Olahraga Sepak Bola……………………….…...…...….. 15
BAB III : PENUTUP……………………………………………..……… 16
A. Kesimpulan…………………………………………………..……….. 16
B. Saran………………………………………..………………………… 17
A. Latar belakang………………………………………………………... 1
BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………. 2
A. Pengertia Tes dan Pengukuran Olahraga……………………………... 2
B. Tes Antropometri …………………………………………………….. 2
C. Tes Kelentukan ( Flexibility ) ……………………………...……….… 4
D. Tes Kelincahan ( Agility )……………………………………………. 4
E. Tes Keseimbangan ( Balance )…………………………….………….. 5
F. Tes Reaksi……………………………………………….….…………. 6
G. Tes Strength ( Kekuatan )…………………………………….…...….. 7
H. Tes Power ……………………………………………………..……… 12
I. Pengukuran Denyut Nadi……………………………………...………. 13
J. Tes Endurance………………………………………………...….……. 14
K. Tes Cabang Olahraga Sepak Bola……………………….…...…...….. 15
BAB III : PENUTUP……………………………………………..……… 16
A. Kesimpulan…………………………………………………..……….. 16
B. Saran………………………………………..………………………… 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesegaran
jasmani seseorang adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas
pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, untuk dapat
mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan
fisik yang melibatkan beberapa komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan
yang benar.
Semakin
tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, semakin besar kemampuan fisiknya
dan produktifitas kerjanya, khususnya dalam bidang olahraga. Bagi guru
pendidikan jasmani ataupun pelatih, sangat penting mengadakan
pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa atau atlet untuk
mengembangkan prestasi. Selain itu para Guru atu Pelatih akan membutuhkan
sesuatu yang dinamakan demngan evaluasi. Yang bertujuan untuk mengoreksi dan
mengetahui seberapa tingkat dan perkembangan setelah melakukan beberapa tahap
latihan. Sebagai Pelatih dan Guru olahraga, yang bertanggung jawab atas
prestasi anak asuhannya. Perlu melengkapi dirinya dengan pengetahuan tentang
cara-cara mengukur dan menilai status kondisi fisik tersebut. Dan statrus
kondisi fisik seseorang hanya mungkin diketahui dengan pengukuran dan penilaian
yang berbentuk beberapa tes kemampuan.
Cara
evaluasi yang tepat yang harus dilakukan yaitu dengan cara Tes dan Pengukuran
terhadap atlet ataupun siswa. Tes dan pengukuran dapat dilakukan dengan
beberapa cara dan tahap yang mempunyai manfaat dan tujan dilakukannya tes
tersebut. Dan tes tersebut dibagi menjadi bebrapa komponen kondisi fisik serta
beberapa jenis tes yan sudah dikelompokan.
Dengan
melakukan tes dan pengukuran ini kita dapat mengambil beberapa manfaat,
diantaranya kita dapat mengevaluasi tahap latihan yang telah dilakukan, dengan
hal itu kita dapat mengetahui seberapa perkembangan kondisi fisik seseorang,
selain kita bisa mengembangkan prestasi atlet, kita juga bisa menjadikan ini
sebagai bahan perbaikan dalam pemebelajaran atau pelatihan. Kita juga dapat
termotivasi oleh hasil yang diambil dalam tes dan pengukuran ini, atau bahkan
kita dapat menggunakan data ini untuk bahan sebuah penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TES DAN PENGUKURAN
Tes dan
pengukuran dapat kita definisikan seperti berikut :
TES : Suatu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang seseorang / suatu obyek tertentuk (bentuk atau sasaran)
TES : Suatu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang seseorang / suatu obyek tertentuk (bentuk atau sasaran)
PENGUKURAN : Suatu proses untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku. (alatnya)
Jadi dapat
kita simpulkan bahwa tes dan pengukuran olahraga adalah kumpulan informasi dari
dari sesuatu yang diukur, hasilnya hanyalah data-data atau angka-angka hasil
pengukuran dan hasil penguukran ini dilakukan untuk evaluasi atau untuk
mengembangkan prestasi olehraga.”
B. TES ANTROPOMETRI
B. TES ANTROPOMETRI
Tes untuk
mengetahui Komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh
manusia. Beberapa pengukuran antropometri pokok/dasar antara lain :
1. Berat Badan ( Body Weight )
2. Tinggi Badan ( Stature Hight )
3. Tinggi Duduk ( Sitting Height )
4. Lebar Bahu ( Bi-acromiale diemeter )
5. Lebar Pinggul ( Bi-ilium diameter )
6. Lebar Sendi Siku ( Bi-epicondilar diameter humerus )
7. Lebar Sendi Lutut (Bi-epicondilar diameter femur )
8. Tebal Lemak Kulit ( skinfold caliper )
1. Berat Badan ( Body Weight )
2. Tinggi Badan ( Stature Hight )
3. Tinggi Duduk ( Sitting Height )
4. Lebar Bahu ( Bi-acromiale diemeter )
5. Lebar Pinggul ( Bi-ilium diameter )
6. Lebar Sendi Siku ( Bi-epicondilar diameter humerus )
7. Lebar Sendi Lutut (Bi-epicondilar diameter femur )
8. Tebal Lemak Kulit ( skinfold caliper )
Tujuan
akhir dari pengukuran Antropometri adalah menetapkan bentuk atau tipe badan
seseorang. Tapi pada bahasan kali ini hanya akan dibahas tentang Berat Badan (
Body Weight ), Tinggi Badan ( Stature Hight ) dan Indeks Masa Tubuh (IMT).
Berat Badan ( Body Weight ), Tinggi Badan ( Stature Hight )
Pengukuran tinggi badan dan berat badan sangat penting manusia lebih-lebih pada pengembangan prestasi bagi siswa atau atlet. Dengan Pengukuran tinggi dan berat badan dapat mengetahui IMT ( indeks masa tubuh ).
Berat Badan ( Body Weight ), Tinggi Badan ( Stature Hight )
Pengukuran tinggi badan dan berat badan sangat penting manusia lebih-lebih pada pengembangan prestasi bagi siswa atau atlet. Dengan Pengukuran tinggi dan berat badan dapat mengetahui IMT ( indeks masa tubuh ).
Prosedur pelaksanaan tes sebagai
berikut :
a. Berdiri tegak lurus
b. Pandangan lurus kedepan
c. Saat pengukuran berat badan, atlet atau orang coba menggunakan pakaian seminim mungkin
d. Tinggi badan satuan alatnya adalah Cm, berat badan satuan alatnya adalah kilogram (Kg).
e. Alat yang digunakan, antropometer, meteran yang sudah ditera dan timbangan yang sudah ditera
Standar berat badan ideal ( Brocce Formula )
Berat Badan ideal = 90 % X ( Tinggi Badan – 100 )
Batas kewajaran sebagai berikut :
Paling Berat = 120 % X ( Tinggi Badan – 100 )
Paling Ringan = 80 % X ( Tinggi Badan – 100 )
Ex :
Diket : Berat badan = 70 Kg
Tinggi badan = 172 cm
BB ideal = 90% x (172 -100 )
64, 8 kg
Berat badan max = 120 % x (172 – 100 )
86.4 kg
Berat badan min = 80 % x (172 – 100 )
57,6 kg
Bila lebih dari 86,4 kg berarti terlalu gemuk.
Bila kurang dari 57,6 kg berarti terlalu kurus
Dari data yang diperoleh dari pengukuran tinggi dan berat badan, akan dapat diperoleh juga data Indeks Masa Tubuh.
Yaitu dengan rumus IMT sebagai berikut :
IMT=
Keterangan :
BB = Berat Badan ( Kg )
TB = Tinggi Badan ( cm )
IMT = Indeks Masa Tubuh ( Kg/m)
Ex :
Diket : BB = 70 Kg
TB = 172 Cm
IMT = ??
IMT = 70 = 70 = 70 = 23.66 ( Kg/m)
(172)2 cm (2958)cm (2, 958)m
Ketentuan IMT:
Underweight = 12 - 19 kg/m
Ideal = 20 - 25 kg/m
Overweight = 26 - 29 kg/m
Obesitas = > 29 kg/m
a. Berdiri tegak lurus
b. Pandangan lurus kedepan
c. Saat pengukuran berat badan, atlet atau orang coba menggunakan pakaian seminim mungkin
d. Tinggi badan satuan alatnya adalah Cm, berat badan satuan alatnya adalah kilogram (Kg).
e. Alat yang digunakan, antropometer, meteran yang sudah ditera dan timbangan yang sudah ditera
Standar berat badan ideal ( Brocce Formula )
Berat Badan ideal = 90 % X ( Tinggi Badan – 100 )
Batas kewajaran sebagai berikut :
Paling Berat = 120 % X ( Tinggi Badan – 100 )
Paling Ringan = 80 % X ( Tinggi Badan – 100 )
Ex :
Diket : Berat badan = 70 Kg
Tinggi badan = 172 cm
BB ideal = 90% x (172 -100 )
64, 8 kg
Berat badan max = 120 % x (172 – 100 )
86.4 kg
Berat badan min = 80 % x (172 – 100 )
57,6 kg
Bila lebih dari 86,4 kg berarti terlalu gemuk.
Bila kurang dari 57,6 kg berarti terlalu kurus
Dari data yang diperoleh dari pengukuran tinggi dan berat badan, akan dapat diperoleh juga data Indeks Masa Tubuh.
Yaitu dengan rumus IMT sebagai berikut :
IMT=
Keterangan :
BB = Berat Badan ( Kg )
TB = Tinggi Badan ( cm )
IMT = Indeks Masa Tubuh ( Kg/m)
Ex :
Diket : BB = 70 Kg
TB = 172 Cm
IMT = ??
IMT = 70 = 70 = 70 = 23.66 ( Kg/m)
(172)2 cm (2958)cm (2, 958)m
Ketentuan IMT:
Underweight = 12 - 19 kg/m
Ideal = 20 - 25 kg/m
Overweight = 26 - 29 kg/m
Obesitas = > 29 kg/m
C. TES KELENTUKAN ( FLEXIBILITY )
Tes
kelentukan atau flexibility meter dilakukan untuk memperoleh data dimana dari
data tersebut kita dapat mengetahui tingket kelentukan seseorang. Tingkat
kelentukan seseorang pasti berbeda satu sama lain. Sehingga memang perlu
diadakan pengukuran untuk mengambil data kelentukan seseorang, karena sangat
bermanfaat untuk beberapa tujuan yang diinginkan seseorang.
Alat yang
digunakan untuk tes kelentukan biasanya yaitu bangku/mistar dengan ukuran 50 cm
atau biasa juga yang disebut dengan Flexibility Meter. Satuan alat ini yaitu
Centimeter (Cm).Ada beberapa macam jenis tes dari tes kelentukan atau
flexibility. Tapi akan dijelaskan dibawah tentang 2jenis tes kelentukan, yaitu
sit and reach dan standing trunk flexion.
Sit and Reachv
Sit and Reachv
Prosedur
pelaksanaan tes :
Ø Peserta atau orang coba tidak memkai
alas kaki
Ø Peserta duduk dengan kaki lurus
menyentuh balok tes. Lutut bagian belakang lurus ( tidak boleh ditekuk )
Ø Pelan-pelan bungkukkan badan dengan
posisi tangan lurus, ujung jari dari kedua tangan menyentuh mistar
skala/pengukur.
Ø Tangan yang mendorong harus selalu
menempel di alat tes Dimulai dari angka -20.
( karena tingkat kelentukan masing- masing individu itu berbeda-beda, jadi jika hal ini dimulai dari angka nol, objek sudah tidak mampu )
( karena tingkat kelentukan masing- masing individu itu berbeda-beda, jadi jika hal ini dimulai dari angka nol, objek sudah tidak mampu )
Ø Dilakukan 3 x, diambil hasil tes
yang terbaik.
Norma Sit and reach.
Kategori Pria Wanita
Bagus Sekali +21 +22
Bagus +17 +18
Sedang +11 +12
Cukup +5 +8
Kurang -2 +2
Standing Trunk Flexionv
Kategori Pria Wanita
Bagus Sekali +21 +22
Bagus +17 +18
Sedang +11 +12
Cukup +5 +8
Kurang -2 +2
Standing Trunk Flexionv
D. TES KELINCAHAN ( AGILITY )
Tes
agility atau yang kita kenal sebagai tes kelincahan terdiri dari bebrapa
gabungan komponen fisik yang lain. Tes agility terdiri dai kelentukan,
kecepatan, dan keseimbangan.sehingga memang tes agility ini sangat manfaatnya
dan sangat dibutuhkan dikalangan penguji atau pengetes ( guru atau pelatih pada
khususnya ). Bagi orang ciba atau atlet akn membutuhkan bebrapa kemampuan dan
dasar dari ketiga komponenn ( kelentukan, keseimbangan, dan kecepatan )
tersebut jika akan melakukan tes agility atau kelincahan.
Ada beberapa macam jenis tes dari tes Kelincahan atau Agility.Yaitu Squat Thrust dan Shuttle Run.
Ada beberapa macam jenis tes dari tes Kelincahan atau Agility.Yaitu Squat Thrust dan Shuttle Run.
1.
Squat thrust.
Prosedur pelaksanaan tes :
• Pelaksanaan tes dilakukan selam 30 detik
• Posisi berdiri, kemudian dimulai dengan meloncat keatas dengan tangan diangkat keatas.
• Setelah meloncat, ketika turun, langsung ke posisi jongkok dan tangan menyntuh lantai didepan tubuh.dibarengi dengan kaki yang langsung dibuang kebelakang, kaki lurus, begitu juga tangan yang lurus menyentuh lantai, sehingga posisi tubuh Push- up.
• Setelah itu posisi kaki dipindah lagi ke posisi jongkok untuk mengambil awalan untuk loncat lagi atau ke posis mulai..
• Dapat dihitung sekali ketika satu loncatan.
• Jika tidak sesuai dengan prosedur tes, maka tidak dihitung.
• Pelaksanaan tes dilakukan selam 30 detik
• Posisi berdiri, kemudian dimulai dengan meloncat keatas dengan tangan diangkat keatas.
• Setelah meloncat, ketika turun, langsung ke posisi jongkok dan tangan menyntuh lantai didepan tubuh.dibarengi dengan kaki yang langsung dibuang kebelakang, kaki lurus, begitu juga tangan yang lurus menyentuh lantai, sehingga posisi tubuh Push- up.
• Setelah itu posisi kaki dipindah lagi ke posisi jongkok untuk mengambil awalan untuk loncat lagi atau ke posis mulai..
• Dapat dihitung sekali ketika satu loncatan.
• Jika tidak sesuai dengan prosedur tes, maka tidak dihitung.
2.Shuttle
Run.
Shuttle run yaitu biasa dikiaskan
lari bolak-balik. Ditempuh dengan jarak 40 meter. Jarak lintasan bisa
dimodifikasi sendiri oleh pengetes. Jika terdapat tiga garis dan masing-masing
garis berjarak 5 meter, maka orang coba akan melakukan 4 kali melewati garis
finis.
Prosedur pelaksanaan tes :
• Start berdiri.
• Kaki menginjak garis start dan tidak boleh melebihi garis start.
• Menunggu aba-aba ( peluit atau ucapan ” siap, ya”
• Kedua kaki melewati garis A kemudian lari menuju garis B dan melewatinya, lalu kembali lagi.
• Finis, jika salah satu kaki menginjak garis finis.
• Alat yang harus disiapkan sebelum tes yaitu, stop watch, peluit, dan 3 garis.
Prosedur pelaksanaan tes :
• Start berdiri.
• Kaki menginjak garis start dan tidak boleh melebihi garis start.
• Menunggu aba-aba ( peluit atau ucapan ” siap, ya”
• Kedua kaki melewati garis A kemudian lari menuju garis B dan melewatinya, lalu kembali lagi.
• Finis, jika salah satu kaki menginjak garis finis.
• Alat yang harus disiapkan sebelum tes yaitu, stop watch, peluit, dan 3 garis.
E. TES KESEIMBANGAN ( BALANCE )
Tes ini
dilaksanakan agar penguji atau pengetes dapat mengetahu tingkat keseimbangan
orang coba atau atlet. Tes ini juga akan bermanfaat untuk pengembangan
prestasi, motivasi dan tujuan pengukuran yang lain yang dibutuhkan penguji.d
bawah ini tes keseimbangan yang menggunakan alat yang bernam Balance One
Prosedur Pelaksanaannya sebagai berikut :
·
Pertama-tama.
Alat tes harus On. Tombol On/Off berada dibelakang.
·
Alat pijakan keseimbangan disatukan dengan
alatnya.
·
Alat tes bisa disesuaikan dengan tinggi badan
orang coba.
·
Setelah itu berdiri diatas alat pijakan dengan
satu kaki saja.
·
Antara kaki yang satu dengan kaki yang lain
tidak boleh bersentuhan atau fikasih jarak keduanya.
·
Tangan direntangkan dan mata dipejamkan.
·
Alat
akan menghitung jika sudah ada tanda mulai brupa bunyi.
·
Sebelumnya alat akan menhitung mundur dari 5,baru
akan menghitung.
Satuan alat ini adalah detik.
Satuan alat ini adalah detik.
·
Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik,Standart
hasil tes ini adalah 10 detik,
Semakin banyak semakin bagus.
Semakin banyak semakin bagus.
F. TES REAKSI.
Tes reaksi
pada dasarnya dilaksanakan untuk mengetahui tingkat reaksi seseorang dalam
suatu kondisi tertentu.hal ini sangat diperlukan dalam pengembangan prestasi.
Karena akna banyak kita hadapi berbagai situasi dal berolahraga.
Tes reaksi diantaranya adalah Whole Body Reaction dan Speed Anticipation Reaction.
Whole Body Reaction
Jenis tes ini terdapat dua macam. Yaitu Visual dan Audiovisual.
Jika visual hanya menggunakan alat indra mata saja dalam tes ini.yaitu dengan melihat cahaya pada alat tes. Disana akan terdapat tiga warna. ( red, blue, and yellow )
Tetapi jika yang Audiovisual yaitu menggunakan mata dan telinga, karena yang akan terdapat di alat tes adalah suara dan cahaya.( 50, 1k, 3k )
Tes reaksi diantaranya adalah Whole Body Reaction dan Speed Anticipation Reaction.
Whole Body Reaction
Jenis tes ini terdapat dua macam. Yaitu Visual dan Audiovisual.
Jika visual hanya menggunakan alat indra mata saja dalam tes ini.yaitu dengan melihat cahaya pada alat tes. Disana akan terdapat tiga warna. ( red, blue, and yellow )
Tetapi jika yang Audiovisual yaitu menggunakan mata dan telinga, karena yang akan terdapat di alat tes adalah suara dan cahaya.( 50, 1k, 3k )
Prosedur pelaksanaan tes ( visual) :
o Alat on
o Orang coba berdiri pada alas tumpu yang tersedia. ( boleh rileks saja )
o Pandangan kearah sensor yang akan mengeluarkan cahaya.
o Ketika lampu menyala, orang coba secepatnya melakukan reaksi dengan membuka kedu kaki atau mengeluarkan kedua kaki dari alas tumpu tadi.
o Satuan alat ini adalah detik
o Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
o Norma Whole Body Reaction
Kategori Prestasi (dtk)
Istimewa 0.001 – 0.100
Bagus Sekali 0.101 – 0.200
Bagus 0.201 – 0.300
Cukup / Sedang 0.301 – 0.400
Kurang 0.401 – 0.500
Kurang Sekali 0.501 – ke atas
Speed Anticipation Reaction
Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui antisipasi seseorang.
Alat on
Terdapat tombol start dan restart
Satuan alatnya Second
NormaNormal 1.00- 2.00 detik
Tidak Normal 0.99 kebawah dan 2.01 keatas
Di dalam papan alat tesTerdapat daerah momentum dan blank spot
Orang coba duduk di depan papan tersebut.
Perhatikan cahaya yang berjalan di daerah momentum
Dan bayangkan cahaya itu tetap berjalan pada daerah blank spot dan pencet tombol jika sudah anda bayangkan cahaya itu sudah masuk pada lingkaran.
o Alat on
o Orang coba berdiri pada alas tumpu yang tersedia. ( boleh rileks saja )
o Pandangan kearah sensor yang akan mengeluarkan cahaya.
o Ketika lampu menyala, orang coba secepatnya melakukan reaksi dengan membuka kedu kaki atau mengeluarkan kedua kaki dari alas tumpu tadi.
o Satuan alat ini adalah detik
o Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
o Norma Whole Body Reaction
Kategori Prestasi (dtk)
Istimewa 0.001 – 0.100
Bagus Sekali 0.101 – 0.200
Bagus 0.201 – 0.300
Cukup / Sedang 0.301 – 0.400
Kurang 0.401 – 0.500
Kurang Sekali 0.501 – ke atas
Speed Anticipation Reaction
Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui antisipasi seseorang.
Alat on
Terdapat tombol start dan restart
Satuan alatnya Second
NormaNormal 1.00- 2.00 detik
Tidak Normal 0.99 kebawah dan 2.01 keatas
Di dalam papan alat tesTerdapat daerah momentum dan blank spot
Orang coba duduk di depan papan tersebut.
Perhatikan cahaya yang berjalan di daerah momentum
Dan bayangkan cahaya itu tetap berjalan pada daerah blank spot dan pencet tombol jika sudah anda bayangkan cahaya itu sudah masuk pada lingkaran.
G. TES STERNGTH ( KEKUATAN )
Tes
strenght atau tes kekuatan sangat dibutuhkan dalam pembinaan prestasi atlelt
atau orang coba, selain kita akan dapat mengetahui seberapa kemampuan kekuatan
orang coba, secara langsung akan mendapat nilai latihan untuk pengembangan
fisik seseorang, terutama pada sit up, push up, dan back up, dan masih banyak
lagi jenis tes yang temasuk dalam tes strength.
Jika tes kekuatan maka melakukan tes selama 30 detik. Tapi jika termasuk endurance atau daya tahn, maka dilakukan selama 1 menit. Latihan dan tes sebenarnya hampir sama, tapi hal ini akan dibedakan pada modivikasi pelaksanaanya saja.
Jika tes kekuatan maka melakukan tes selama 30 detik. Tapi jika termasuk endurance atau daya tahn, maka dilakukan selama 1 menit. Latihan dan tes sebenarnya hampir sama, tapi hal ini akan dibedakan pada modivikasi pelaksanaanya saja.
Bentuk
pelaksanaan latihan.
1.
Sit Up
• Tes Sit Up dilakukan untuk mengetahui kekuatan otot perut
• Posisi tubuh tidur terlentang
• Kaki menutup,menempel satu sama lain
• Lutut ditekuk kurang lebih 45 derajat, sehingga membentuk posisi kaki V- Sit Up
• Kedua tangan menyentuh belakang telinga.
• Setelah itu gerakkan tubuh bagian atas naik turun
• Ketika naik, perut dan dada harus sampai menyentuh paha
• Ketika turun, kepala tidak boleh sampai menyentuh lantai, tetapi pundak harus menyentuh lantai.
• Posisi tangan jari-jari tangan harus tetap menmpel disamping telinga.
• Jika pergerakan atau pelaksanaan tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Maka tidak bisa dihitung.
• Perhitungan, jika dimulai dari poasisi dibawah, maka duhitung sekali jika sudah turun lagi. Begitu juga sebaliknya. Jika dimulai dari atas, maka dihitung satu jika berada di posisi atas lagi.
2. Push Up.
• Tes Push Up dilakukan untuk mengetahui kekuatan otot lengan
• Posisi badan tengkurap
• Posisi kaki lurus dan tetap menutup atau menempel satu sama lain
• Tangan ditekuk, siku ditekuk, telapak tangan menempel dilantai berada di samping ujung lengan.
• Setelah itu gerakan tubuh naik turun bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki (jari-jari kaki)
• Ketika naik, posisi tangan harus lurus.
• Ketika naik, posisi selurh bagian tubuh atas dan bawah tetap lurus selama pergerakan.
• Ketieka turun, tangan ditekuk dan posisi badan tidak boleh samapi menyentuh lantai
• Perhitungan, jika dimulai dari poasisi dibawah, maka duhitung sekali jika sudah turun lagi. Begitu juga sebaliknya. Jika dimulai dari atas, maka dihitung satu jika berada di posisi atas lagi.
• Pada wanita , terdapat satu perbedaan, yaitu pada posisi kaki tidak bertumpu pada ujung telapak atau jari-jari kaki, tetapi memggunakan lutut, sehingga posisi lutu harus ditekuk.
3.Back Up.
• Posisi tubuh tidur tengkurap.
• Posisi tubuh lurus
• Kaki juga lurus
• Posisi masing-masing tangan berada di samping, menyentuh belakang masing-masing telinga
• Kemudian gerakan tubuh bagian atas naik dan turun.
• Ketika naik, posisi tubuh harus naik maksimal.
• Perhitungan, dimulai dari poasisi dibawah, maka duhitung sekali jika sudah turun lagi.
4. Hall Squat.
• Tes Sit Up dilakukan untuk mengetahui kekuatan otot perut
• Posisi tubuh tidur terlentang
• Kaki menutup,menempel satu sama lain
• Lutut ditekuk kurang lebih 45 derajat, sehingga membentuk posisi kaki V- Sit Up
• Kedua tangan menyentuh belakang telinga.
• Setelah itu gerakkan tubuh bagian atas naik turun
• Ketika naik, perut dan dada harus sampai menyentuh paha
• Ketika turun, kepala tidak boleh sampai menyentuh lantai, tetapi pundak harus menyentuh lantai.
• Posisi tangan jari-jari tangan harus tetap menmpel disamping telinga.
• Jika pergerakan atau pelaksanaan tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Maka tidak bisa dihitung.
• Perhitungan, jika dimulai dari poasisi dibawah, maka duhitung sekali jika sudah turun lagi. Begitu juga sebaliknya. Jika dimulai dari atas, maka dihitung satu jika berada di posisi atas lagi.
2. Push Up.
• Tes Push Up dilakukan untuk mengetahui kekuatan otot lengan
• Posisi badan tengkurap
• Posisi kaki lurus dan tetap menutup atau menempel satu sama lain
• Tangan ditekuk, siku ditekuk, telapak tangan menempel dilantai berada di samping ujung lengan.
• Setelah itu gerakan tubuh naik turun bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki (jari-jari kaki)
• Ketika naik, posisi tangan harus lurus.
• Ketika naik, posisi selurh bagian tubuh atas dan bawah tetap lurus selama pergerakan.
• Ketieka turun, tangan ditekuk dan posisi badan tidak boleh samapi menyentuh lantai
• Perhitungan, jika dimulai dari poasisi dibawah, maka duhitung sekali jika sudah turun lagi. Begitu juga sebaliknya. Jika dimulai dari atas, maka dihitung satu jika berada di posisi atas lagi.
• Pada wanita , terdapat satu perbedaan, yaitu pada posisi kaki tidak bertumpu pada ujung telapak atau jari-jari kaki, tetapi memggunakan lutut, sehingga posisi lutu harus ditekuk.
3.Back Up.
• Posisi tubuh tidur tengkurap.
• Posisi tubuh lurus
• Kaki juga lurus
• Posisi masing-masing tangan berada di samping, menyentuh belakang masing-masing telinga
• Kemudian gerakan tubuh bagian atas naik dan turun.
• Ketika naik, posisi tubuh harus naik maksimal.
• Perhitungan, dimulai dari poasisi dibawah, maka duhitung sekali jika sudah turun lagi.
4. Hall Squat.
Hall Squat
adalah salah satu jenis atau bentuk tes kekuatan otot. Dengan tes ini kita akan
bisa mengetahui kekuatan otot kaki, khususnya pada otot paha dan betis. Sebelum
adanya tes ini, dulu lebih sering tes yang dilakukan adalah tes Squat jump.
Tapi pada perkembangannya tes tersebut dihentikan dan bahkan dihilangkan.
Karena telah melewati beberpa penelitian oleh para ahli,. Tes tersebut membwa
dampak buruk pada beberapa bagian tubuh terutama dikaki atau lebih tepatnya
pada tulang-tulang. Sehingga tes tersebut diganti dengan tes yang bernama Hall
Squat.
Prosedur
pelaksanaan tes ini sebenarnya hampir sama dengan tes squat jump. Tetapi
terdapat beberapa perbedaan di dalamnya. Prosedur pelaksanaan tes hall squat
yaitu dimulai dengan posisi kaki yang dibuka, dan salah satu kaki berada di
depan, jarak keduanya kurang lebih setengah meter.posisi tubuh bagian atas
menghadap kedepan dan tegak. Pandangan kedepan, posisi tangan seperti posisi
orang lari. Kemudian pindahkan kedua kaki berganti posisi,yang semula
dibelakang dipindah kedepan begitu juga sebaliknya. Pindahkan secepat mungkin.
Setiap pergantian kaki dihitung satu. Pergerakan tangan seimbang dengan
pergerakan kaki, gerakannya seperti gerakan saat lari.
5. Grip Strength.
5. Grip Strength.
Grip
strength dilaksanakan untuk mengetahui kekuatan otot peras tangan. Kekuatan
otot peras tangan juga termasuk dalam komponen kesegaran jasmani, maka sangat
perlu untuk kekuatan otot ini tetap selalu dilatih untuk ditingkatkan
kekuatannya.
a. Alat yang digunakan dalam tes Grip Strenght ini adalah Grip Strenght Dynamometer atau Hand Dynamometer. Satuan dari alat ini adalah Kilogram (Kg )
b. Prosedur Pelaksanaan Tes :
Pengukuran Otot Peras Tangan Kanan dan Kiri.
Orang coba berdiri tegak dengan posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm atau selebar bahu. Pandangan lurus kedepan
Tangan memegang Grip Strenght dynamometer
Tangan harus lurus
Skala dynamometer menghadap keluar atau kedepan.
Jarum dynamometer berada pada angka nol
Setelah itu, Grip Strenght Dynamometer diperas dengan sekuat tenaga
Hanya dengan sekali perasan
Penekanannya tidak boleh dengan sentakan.
Tangan yang diperiksa maupun alat grip streng dynamometer tidak bolah tersentuh badan ataupun benda lain.
Hasil tes dapat dilihat pada skala dynamometer
Dilakukan sebanyak 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan peras otot tangan kanan pria dan wanita
Kategori Prestasi pria (kg) Prestasi Wanita (kg)
Baik sekali 55.50 – keatas 42.50 – keatas
Bagus 46.50 – 55.00 32.50 – 41.00
Sedang 36.50 – 46.00 24.50 – 32.00
Cukup 27.50 – 36.00 18.50 – 24.00
Kurang SD – 27.00 SD – 18.00
Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan peras otot tangan kiri pria dan wanita
Kategori Prestasi pria (kg) Prestasi Wanita (kg)
Baik sekali 54.50 – keatas 37.00 – keatas
Bagus 44.50 – 54.00 27.00 – 36.50
Sedang 33.50 – 44.00 19.00 – 26.50
Cukup 24.50 – 33.00 14.00 – 18.50
Kurang SD – 24.00 SD – 13.50
6.Pull and Push,
a. Alat yang digunakan dalam tes Grip Strenght ini adalah Grip Strenght Dynamometer atau Hand Dynamometer. Satuan dari alat ini adalah Kilogram (Kg )
b. Prosedur Pelaksanaan Tes :
Pengukuran Otot Peras Tangan Kanan dan Kiri.
Orang coba berdiri tegak dengan posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm atau selebar bahu. Pandangan lurus kedepan
Tangan memegang Grip Strenght dynamometer
Tangan harus lurus
Skala dynamometer menghadap keluar atau kedepan.
Jarum dynamometer berada pada angka nol
Setelah itu, Grip Strenght Dynamometer diperas dengan sekuat tenaga
Hanya dengan sekali perasan
Penekanannya tidak boleh dengan sentakan.
Tangan yang diperiksa maupun alat grip streng dynamometer tidak bolah tersentuh badan ataupun benda lain.
Hasil tes dapat dilihat pada skala dynamometer
Dilakukan sebanyak 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan peras otot tangan kanan pria dan wanita
Kategori Prestasi pria (kg) Prestasi Wanita (kg)
Baik sekali 55.50 – keatas 42.50 – keatas
Bagus 46.50 – 55.00 32.50 – 41.00
Sedang 36.50 – 46.00 24.50 – 32.00
Cukup 27.50 – 36.00 18.50 – 24.00
Kurang SD – 27.00 SD – 18.00
Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan peras otot tangan kiri pria dan wanita
Kategori Prestasi pria (kg) Prestasi Wanita (kg)
Baik sekali 54.50 – keatas 37.00 – keatas
Bagus 44.50 – 54.00 27.00 – 36.50
Sedang 33.50 – 44.00 19.00 – 26.50
Cukup 24.50 – 33.00 14.00 – 18.50
Kurang SD – 24.00 SD – 13.50
6.Pull and Push,
Tes pull
and push dilakukan untuk mengetahui kekuatan otot menarik dan kekuatan otot
mendorong ( otot bahu ). Tes ini juga akan sangat diperlukan bagi pelatih atau
penguji.
Pull ( Tes Kekuatan Otot Menarik (Otot Bahu) )
a. Alat yang digunakan dalam tes kekuatan otot menarik adalah Expanding Dynamometer, satuan dari alat ini adalah kilogram (Kg)
b. Prosedur pelaksanaan tes
Orang coba berdiri tegak dengan posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm atau selebar bahu
Pandangan lurus kedepan
Expanding Dynamometer dipegang dengan kedua tangan
Diangkat dengan kedua tangan berada di dipan dada.
Badan dan alat menghadap keluar atau ke depan
Kedua lengan atas kesamping dan siku ditekuk
Jarum dynamometer berada pada angka nol
Kemudian tarik sekuat-kuatnya expanding dynamometer dengan kedua tangan
Hanya dengan sekali tarikan
Alat ataupun tangan tidak boleh menyentuh badan
Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
Pull ( Tes Kekuatan Otot Menarik (Otot Bahu) )
a. Alat yang digunakan dalam tes kekuatan otot menarik adalah Expanding Dynamometer, satuan dari alat ini adalah kilogram (Kg)
b. Prosedur pelaksanaan tes
Orang coba berdiri tegak dengan posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm atau selebar bahu
Pandangan lurus kedepan
Expanding Dynamometer dipegang dengan kedua tangan
Diangkat dengan kedua tangan berada di dipan dada.
Badan dan alat menghadap keluar atau ke depan
Kedua lengan atas kesamping dan siku ditekuk
Jarum dynamometer berada pada angka nol
Kemudian tarik sekuat-kuatnya expanding dynamometer dengan kedua tangan
Hanya dengan sekali tarikan
Alat ataupun tangan tidak boleh menyentuh badan
Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
7.Push ( Tes Kekuatan Mendorong (Otot Bahu) .
Alat yang
digunakan dalam tes kekuatan otot mendorong adalah Expanding Dynamometer,satuan
dari alat ini adalah kilogram (Kg)
·
Prosedur
pelaksanaan tes:
·
Orang coba berdiri tegak dengan posisi kaki
dibuka kurang lebih 20 cm atau selebar bahu
·
Pandangan
lurus kedepan
·
Expanding Dynamometer dipegang dengan kedua
tangan
Diangkat dengan kedua tangan berada di dipan dada.
Diangkat dengan kedua tangan berada di dipan dada.
·
Badan
dan alat menghadap keluar atau ke depan
·
Kedua
lengan atas kesamping dan siku ditekuk
Jarum dynamometer berada pada angka nol
Jarum dynamometer berada pada angka nol
·
Kemudian
dorong sekuat-kuatnya expanding dynamometer dengan kedua tangan
Hanya dengan sekali dorongan saja
Hanya dengan sekali dorongan saja
·
Alat
ataupun tangan tidak boleh menyentuh badan
Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
8.Back and Leg.
Back and
Leg dilaksanakan untuk mengetahui kekuatan otot extensor punggung dan kekuatan
otot extensor kaki (tungkai). Kekuatan otot ini juga termasuk dalam komponen
kesegaran jasmani, maka sangat perlu untuk kekuatan otot ini tetap selalu
dilatih untuk ditingkatkan kekuatannya. Karena akan bermanfaat bagi
pengembangan fisik atau prestasi atlet.
Back (kekuatan otot extensor punggung)
a. Alat yang digunakan dalam tes kekuatan otot mendorong adalah Back And Leg Dynamometer, satuan dari Back And Leg Dynamometer adalah kilogram (Kg).
b. Prosedur pelaksanaan tes
Orang coba berdiri di atas tumpuan back leg dynamometer
Kedua tangan memegang tongkat pegangan back leg dynamometer
Kedua tangan luru
Kedua siku tidak boleh ditekuk
Punggung dibungkukan sehingga membentuk sudut 30 derajat terhadap garis vertikal
Kedua kaki tetap lurus
Pandangan tetap kedepan
Kemudian tarik tongkat pegangan keatas sekuat tenaga dengan car meluruskan kembali penggung.
Tumit tidak boleh diangkat dan kaki tetap lurus
Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik
Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot punggung Pria
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 153.50 – keatas
Bagus 112.50 – 153.00
Sedang 76.50 – 112.00
Cukup 52.50 – 76.00
Kurang SD –52.00
Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot punggung Wanita
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 103.50 – keatas
Bagus 78.50 – 103.00
Sedang 57.50 – 78.00
Cukup 28.50 –57.00
Kurang SD –28.00
9.Leg (kekuatan otot extensor kaki (tungkai).
Back (kekuatan otot extensor punggung)
a. Alat yang digunakan dalam tes kekuatan otot mendorong adalah Back And Leg Dynamometer, satuan dari Back And Leg Dynamometer adalah kilogram (Kg).
b. Prosedur pelaksanaan tes
Orang coba berdiri di atas tumpuan back leg dynamometer
Kedua tangan memegang tongkat pegangan back leg dynamometer
Kedua tangan luru
Kedua siku tidak boleh ditekuk
Punggung dibungkukan sehingga membentuk sudut 30 derajat terhadap garis vertikal
Kedua kaki tetap lurus
Pandangan tetap kedepan
Kemudian tarik tongkat pegangan keatas sekuat tenaga dengan car meluruskan kembali penggung.
Tumit tidak boleh diangkat dan kaki tetap lurus
Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik
Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot punggung Pria
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 153.50 – keatas
Bagus 112.50 – 153.00
Sedang 76.50 – 112.00
Cukup 52.50 – 76.00
Kurang SD –52.00
Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot punggung Wanita
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 103.50 – keatas
Bagus 78.50 – 103.00
Sedang 57.50 – 78.00
Cukup 28.50 –57.00
Kurang SD –28.00
9.Leg (kekuatan otot extensor kaki (tungkai).
a. Alat yang digunakan dalam tes
kekuatan otot mendorong adalah Back And Leg Dynamometer, satuan dari Back And
Leg Dynamometer adalah kilogram (Kg).
b. Prosedur pelaksanaan tes
Orang coba berdiri di atas tumpuan back leg dynamometer
Kedua tangan memegang bagian tengah tongkat pegangan back leg dynamometer
Kedua tangan lurus
Punggung lurus
Sedangkan lutut ditekuk mebuat sudut krang lebih 120 derajat.
Setelah itu tarik tongkat pegangan keatas sekuat-kuatnya dengan meluruskan lutut.
Tumit tidak boleh diangkat
Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot tungkai Pria
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 259.50 – keatas
Bagus 187.50 – 259.00
Sedang 127.50 – 187.00
Cukup 84.50 – 127.00
Kurang SD –84.00
Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot tungkai Wanita
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 219.50 – keatas
Bagus 171.50 – 219.00
Sedang 127.50 – 171.00
Cukup 81.50 –127.00
Kurang SD –81.00
b. Prosedur pelaksanaan tes
Orang coba berdiri di atas tumpuan back leg dynamometer
Kedua tangan memegang bagian tengah tongkat pegangan back leg dynamometer
Kedua tangan lurus
Punggung lurus
Sedangkan lutut ditekuk mebuat sudut krang lebih 120 derajat.
Setelah itu tarik tongkat pegangan keatas sekuat-kuatnya dengan meluruskan lutut.
Tumit tidak boleh diangkat
Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot tungkai Pria
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 259.50 – keatas
Bagus 187.50 – 259.00
Sedang 127.50 – 187.00
Cukup 84.50 – 127.00
Kurang SD –84.00
Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan otot tungkai Wanita
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 219.50 – keatas
Bagus 171.50 – 219.00
Sedang 127.50 – 171.00
Cukup 81.50 –127.00
Kurang SD –81.00
H. TES POWER.
Tes power
adalah gabungan komponen fisik dari kekuatan dan kecepatan. Jadi orang coba
harus memiliki kedua komponen kondisi fisik tersebut untuk melakukan tes ini.
Tes power juga sangat diperlukan dan sangat bermanfaat untuk pengembangan
prestasi atlet atau orang coba. Banyak tujuan yang akan diambil dari tes ini
seperti tes-tes yang lain yang telah dijelaskan di atas.
Tes power terdapat berbagai macam jenis tes, seperti explosive power ( daya ledak otot ), bike race ( tes power kaki ), atau lari 30 meter dan 50 meter.
1. Explosive Power ( Daya Ledak Otot ).
Tes power terdapat berbagai macam jenis tes, seperti explosive power ( daya ledak otot ), bike race ( tes power kaki ), atau lari 30 meter dan 50 meter.
1. Explosive Power ( Daya Ledak Otot ).
Daya ledak
otot atau Explosive power adalah tenaga yang dapat dipergunakanmemindahkan
berat badan/beban dalam waktu tertentu, seperti meloncat / melompat. Daya ledak
seseorang dapat diukur atau diketahui dengan cara tes. Untuk mengukur atau
megetahui kekuatan loncat seseorang kita bisa menggunakan jenis tes Vertikal
jump.
Vertikal Jump
Tes menggunakan alat yang bernama Jump Meter Digital
Satuan jump MD adalah centimeter (Cm)
Presedurnya:
Vertikal Jump
Tes menggunakan alat yang bernama Jump Meter Digital
Satuan jump MD adalah centimeter (Cm)
Presedurnya:
·
pertama-tama
alat harus On.
·
Lalu alat disabukkan diatas pinggang
·
Objek
berdiri tegak, wajah menghadap ke depan.
Loncat boleh menggunakan awalan atau tidak, sesuai dengan keinginan orang coba.
Loncat dimulai dari dalam lingkaran yang telah disediakan, begitu juga dengan mendaratnya badan, kaki harus tetap berada di dalam lingkaran tersebut. ( minimala 1 kaki )
Loncat boleh menggunakan awalan atau tidak, sesuai dengan keinginan orang coba.
Loncat dimulai dari dalam lingkaran yang telah disediakan, begitu juga dengan mendaratnya badan, kaki harus tetap berada di dalam lingkaran tersebut. ( minimala 1 kaki )
·
Jika ketika mendarat kedua kaki berada di luar
lingkaran, maka hasil tes gagal atau tidak dianggap/tidak sah.
Dilakukan sebanyak 3 kali. Diambil hasil yang terbaik.
Dilakukan sebanyak 3 kali. Diambil hasil yang terbaik.
2. Bike race ( tes power kaki )
Tes bike
race ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan atau power kaki. Tes ini dilakukan
dengan alat yang juga bernama bike race. Dimana Alatnya seperti sepeda.
Prosedur pelaksanaan tes :
Prosedur pelaksanaan tes :
·
Posisi
duduk dapat disesuaikan dengantinggi atlet atau orang coba.
·
Atlet
harus memakai sepatu.
·
Alat
dihidupkan, lalu tekan fungtion, lalu pilih tombol Tes. Maka akan keluar
tulisan ” to print result ”. Jika ingin mendapatkan print out data tes ya
dipilih yes, tapi jika tidak, maka dipilih no. Yes ada di tombol 1, dan no ada
di tombol 2.
Setelah itu muncul pilihan :
1) Fitnes
2) Manual
3) Power
Setelah itu muncul pilihan :
1) Fitnes
2) Manual
3) Power
I. PENGUKURAN DENYUT NADI.
Denyut
nadi dapat dipakai sebagai tolak ukur untuk mengetahui kondisi jantung. Oleh
karena itu denyut nadi sangat perlu diketahui atau diukur. Denyut nadi adalah
frekuensi irama denyut atau detak jantung yang dapat dipalpasi atau diraba
dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Jadi pada umumnya frekuensi
denyut nadi sama dengan frekuensi denyut atau detak jantung.
Denyut nadi dapat dipalpasi atau diraba pada beberapa tempat, misalnya :
1. di pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan ( ar. Radialis )
2. di leher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues ( ar. Carolis )
3. Di dada sebelah kiri, tepat di apex jantung (ar. Temparalis )
4. Di pelipis
Cara menghitung denyut nadi :
Dengan cara Palpasi.
a) Nadi dihitung selama 6 detik dikalikan 10
b) Nadi dihitung selama 10 detik dikalikan 6 60 detik
c) Nadi dihitung selama 15 detik dikalikan 4
d) Nadi dihitung selama 30 detik dikalikan 2
Macam-macam Denytu Nadi :
1. Denyut Nadi Istirahat
• Denyut Nadi Basal ( bangun tidur )
• Denyut Nadi Istirahat ( nadi waktu tidak bekerja )
2. Denyut Nadi Latihan
Denyut nadi ketika melakukan latihan.
3. Denyut Nadi Maksimal
Rumus denyut nadi Maksimal :
DNM = 220 – USIA
Ex = 220 – 20
= 200
TRAINING ZONE :
BATAS MINIMAL
70/100 x DNM = Batas Latihan
BATAS MAKSIMAL
95/100 x DNM = Batas Latihan CONTOH :
OKI usia 20 tahun
220-20 th = 200 DNM
BATAS MINIMAL
70/100 x 200 = 140
BATAS MAKSIMAL
95/100 x 200 = 190
4. Denyut Nadi Recovery ( nadi setelah latihan )
Denyut nadi dapat dipalpasi atau diraba pada beberapa tempat, misalnya :
1. di pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan ( ar. Radialis )
2. di leher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues ( ar. Carolis )
3. Di dada sebelah kiri, tepat di apex jantung (ar. Temparalis )
4. Di pelipis
Cara menghitung denyut nadi :
Dengan cara Palpasi.
a) Nadi dihitung selama 6 detik dikalikan 10
b) Nadi dihitung selama 10 detik dikalikan 6 60 detik
c) Nadi dihitung selama 15 detik dikalikan 4
d) Nadi dihitung selama 30 detik dikalikan 2
Macam-macam Denytu Nadi :
1. Denyut Nadi Istirahat
• Denyut Nadi Basal ( bangun tidur )
• Denyut Nadi Istirahat ( nadi waktu tidak bekerja )
2. Denyut Nadi Latihan
Denyut nadi ketika melakukan latihan.
3. Denyut Nadi Maksimal
Rumus denyut nadi Maksimal :
DNM = 220 – USIA
Ex = 220 – 20
= 200
TRAINING ZONE :
BATAS MINIMAL
70/100 x DNM = Batas Latihan
BATAS MAKSIMAL
95/100 x DNM = Batas Latihan CONTOH :
OKI usia 20 tahun
220-20 th = 200 DNM
BATAS MINIMAL
70/100 x 200 = 140
BATAS MAKSIMAL
95/100 x 200 = 190
4. Denyut Nadi Recovery ( nadi setelah latihan )
Denyut
nadi pemulihan (recovery) 5 menit berdasarkan pakar kesegaran jasmani Rost,
Rand Hollman 1982 dengan nadi 170 keatas per menit
KATEGORI DENYUT NADI
Istimewa Dibawah 100
Baik sekali 100-105
Baik 105-115
Cukup 115-120
Sedang 120-130
Kurang sekali Diatas 130
Dikaji oleh Prof. Soedarno S
Menghitung Tekanan Darah
Menghitung tekanan darah seseorang menggunakan alat yang bernama Tencimeter. Satuan tencimeter adalah milimeter hemoglobin ( mm hg ). Terkadang ketika kita mengambil data tekanan darah, kita juga dapat menggunakan stetoskop untuk membantu kita mendengarkan denyut nadi seseorang, agar diperoleh data yang lebih valid.
Ketentuan :
Sistole Tekanan Tinggi
10 + 120
Normal
10 + 80
Diastole
Tekanan Rendah
Keterangan :
Normal, jika sistole berada pada kurang lebih 10 dari 120, dan diastole berada pada kurang lebih 10 dari 80.
Tekanan Tinggi, jika sistole pada tekanan diatas atau lebih 10 dari 120 (130), dan diastole berada pada lebih dari 10 dari 80 (90).
Tekanan Rendah, jika sistole berada pada tekanan dibawah kurang 10 dari 120 (110), dan diastole barada pada kurang 10 dari 80 (70).
KATEGORI DENYUT NADI
Istimewa Dibawah 100
Baik sekali 100-105
Baik 105-115
Cukup 115-120
Sedang 120-130
Kurang sekali Diatas 130
Dikaji oleh Prof. Soedarno S
Menghitung Tekanan Darah
Menghitung tekanan darah seseorang menggunakan alat yang bernama Tencimeter. Satuan tencimeter adalah milimeter hemoglobin ( mm hg ). Terkadang ketika kita mengambil data tekanan darah, kita juga dapat menggunakan stetoskop untuk membantu kita mendengarkan denyut nadi seseorang, agar diperoleh data yang lebih valid.
Ketentuan :
Sistole Tekanan Tinggi
10 + 120
Normal
10 + 80
Diastole
Tekanan Rendah
Keterangan :
Normal, jika sistole berada pada kurang lebih 10 dari 120, dan diastole berada pada kurang lebih 10 dari 80.
Tekanan Tinggi, jika sistole pada tekanan diatas atau lebih 10 dari 120 (130), dan diastole berada pada lebih dari 10 dari 80 (90).
Tekanan Rendah, jika sistole berada pada tekanan dibawah kurang 10 dari 120 (110), dan diastole barada pada kurang 10 dari 80 (70).
J. TES ENDURANCE
Tes
endurance biasanya lebih dikenal dengan tes daya tahan tubuh seseorang. Tes ini
sangat penting sekali dan biasanya sering sekali dipaki para pelatih untuk
pengembangan fisik atau evaluasi perkembangan dan pelatihan seorang atlet.
K. TES CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA
Cabang
olahraga sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari
diseluruh dunia. Hampir seluruh manusia mengenalnya, dan bermimpi untuk menjadi
pemain sepak bola yang bagus. Untuk mewujudkan mimpi itu sebenarnya tidak sulit
asal didukung denga skill yang bagus dan kemauan yang kuat serta tersedianya
sarana prasarana untuk berlatih. Selain dituntuyt mempunyai skil atau kemampuan
bermain bola yang bagus, seorang pemain sepak bola juga dituntut untuk
mempunyai kondisi fisik yang bagu, oleh karena itu di dalam cabang olahraga
sepak bola tidak hanya dilakukan pelatihan tentang tekhnik bermain dan
pembelajaran strategi, tapi juga sangat diperlukan beberapa tahap latihan
fisik.
Seorang Pelatih, bahkan setiap pemain pun harus mengetahui dan menguasai bebrapa komponen kondisi fisik yang harus dikembangkan dan perlu diadakan latihan dan beberapa tes. Bagi pelatih sepak bola, bebrapa tahap latihan atau tes yang haru dilakukan pada atlet atau pemain sepak bola diantaranya yaitu, tes kekuatan, tes kelincahan, tes keseimbangan, tes reaksi, dan yang paling penting adalah tes endurance.
Seorang Pelatih, bahkan setiap pemain pun harus mengetahui dan menguasai bebrapa komponen kondisi fisik yang harus dikembangkan dan perlu diadakan latihan dan beberapa tes. Bagi pelatih sepak bola, bebrapa tahap latihan atau tes yang haru dilakukan pada atlet atau pemain sepak bola diantaranya yaitu, tes kekuatan, tes kelincahan, tes keseimbangan, tes reaksi, dan yang paling penting adalah tes endurance.
Daya tahan
adalah suatu kemampuan tubuh untuk bekerja dalam waktu lama tanpa mengalami
kelelahan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. daya tahan pada umumnya
diartikan sebagai ketahanan terhadap kelelahan dan kemampuan pemulihan segera
setelah mengalami kelelahan. Daya tahan yang tinggi dapat mempertahankan
performance dalam jangka waktu yang relatif lama secara terus menerus. Jadi
dalam sepak bola, hal ini sangat diperlukan.dalam sepak bola tidak diperlikan
harvard test atau sharky test, tapi tes balke atau tes lari 2,4 km.
Tes reaksi
dalam sepak bola sangat diperlukan karena dalam bermain sepak bola pemain akan
dihadapkan pada situasi yang memrlukan reaksi yang bagus dan tepat. Contohnya
pada penjaga gawang, kapan antisipasi dia melompat untuk menghalau bola ketika
mendapat suatu tendangan. Dan masih banyak contoh yang lain,. Tes kekuatan
dilakukan untuk mengetahui seberapa tingkat kekuatan otot yang dimiliki pemain,
seperti sit up, push up, back up, atau hall squat, serta kekutaun otot tungkai
(leg).
Banyak
lagi item tes yang bisa dilakukan pada pemain sepak bola, seperti tes
kelincahan, disini seperti tes Squat thrust atau suttle run ( lari bolak-balik
). Kerena dalam olahraga ini sangat dibutuhkan kelincahan seseorang. Begitu
juga dengan komponen fisik power, power yaitu gabungan dari kecepatan dan
kekuatan, jadi memang sangat diperlukan di sepak bola. Dalam hal ini bisa
dilakukan tes lari 30 m atau 50 m, bike race ataupun vertikal jump. Walaupun
tidak terlalu diperlukan, tapi tes daya ledak otot juga diperlukan untuk
loncatan seperti ketika heading sambil loncat, ataupun untuk penjaga gawang.
Begitu juga dengan tes keseimbangan atau tes flexibility, memang tidak terlalu
berperan, tapi didalamnya masih dapat diambil manfaatnya dengan kita mengetahui
tingkat keseimbangan dan kelentukan pemain, karena dalam permainan sepak bola
pasti akan dihadapkan pada situasi yang membutuhkan kemampuan
tersebut.terkadang sang pelatih juga melakukan bebrapa tes kemampuan ( antropometri
) untuk mengetahui tingkat keidealan tyubuh pemain (IMT). Karena hal itu memang
diperlukan untuk diperhatikan para atlet atau pemain sepak bola.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.Pengertian Tes dan Pengukuran
Olahraga
TES : ( bentuk atau sasaran )
PENGUKURAN : ( alatnya )
Jadi dapat kita simpulkan bahwa tes dan pengukuran olahraga adalah kumpulan informasi dari dari sesuatu yang diukur, hasilnya hanyalah data-data atau angka-angka hasil pengukuran dan hasil penguukran ini dilakukan untuk evaluasi atau untuk mengembangkan prestasi olehraga.”
2. Macam_macam tes.
PENGUKURAN : ( alatnya )
Jadi dapat kita simpulkan bahwa tes dan pengukuran olahraga adalah kumpulan informasi dari dari sesuatu yang diukur, hasilnya hanyalah data-data atau angka-angka hasil pengukuran dan hasil penguukran ini dilakukan untuk evaluasi atau untuk mengembangkan prestasi olehraga.”
2. Macam_macam tes.
Ø Tes Antropometri
Tes untuk mengetahui Komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh manusia.
Tes untuk mengetahui Komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh manusia.
Ø
Tes
Kelentukan ( Flexibility )
Tes kelentukan atau flexibility meter dilakukan untuk memperoleh data dimana dari data tersebut kita dapat mengetahui tingket kelentukan seseorang.
Tes kelentukan atau flexibility meter dilakukan untuk memperoleh data dimana dari data tersebut kita dapat mengetahui tingket kelentukan seseorang.
Ø
Tes
Kelincahan ( Agility )
Tes agility atau yang kita kenal sebagai tes kelincahan terdiri dari bebrapa gabungan komponen fisik yang lain.
Tes agility atau yang kita kenal sebagai tes kelincahan terdiri dari bebrapa gabungan komponen fisik yang lain.
Ø
Tes
Keseimbangan ( Balance )
Tes ini dilaksanakan agar penguji atau pengetes dapat mengetahu tingkat keseimbangan orang coba atau atlet.
Tes ini dilaksanakan agar penguji atau pengetes dapat mengetahu tingkat keseimbangan orang coba atau atlet.
Ø
Tes
Reaksi
Tes reaksi pada dasarnya dilaksanakan untuk mengetahui tingkat reaksi seseorang dalam suatu kondisi tertentu.
Tes reaksi pada dasarnya dilaksanakan untuk mengetahui tingkat reaksi seseorang dalam suatu kondisi tertentu.
Ø
Tes
Strength ( Kekuatan )
Tes strenght atau tes kekuatan sangat dibutuhkan dalam pembinaan prestasi atlelt atau orang coba, kita akan dapat mengetahui seberapa kemampuan kekuatan orang coba Latihan dan tes sebenarnya hampir sama, tapi hal ini akan dibedakan pada modivikasi pelaksanaanya saja.
Tes strenght atau tes kekuatan sangat dibutuhkan dalam pembinaan prestasi atlelt atau orang coba, kita akan dapat mengetahui seberapa kemampuan kekuatan orang coba Latihan dan tes sebenarnya hampir sama, tapi hal ini akan dibedakan pada modivikasi pelaksanaanya saja.
Ø
Tes
Power
Tes power adalah gabungan komponen fisik dari kekuatan dan kecepatan.
Tes power adalah gabungan komponen fisik dari kekuatan dan kecepatan.
Ø
Pengukuran
Denyut Nadi
Denyut nadi dapat dipakai sebagai tolak ukur untuk mengetahui kondisi jantung.
Denyut nadi dapat dipakai sebagai tolak ukur untuk mengetahui kondisi jantung.
Ø
Tes
Endurance
Tes endurance biasanya lebih dikenal dengan tes daya tahan tubuh seseorang.
Tes endurance biasanya lebih dikenal dengan tes daya tahan tubuh seseorang.
Ø Tes Cabang Olahraga Sepak Bola
Selain dituntut mempunyai skil atau kemampuan bermain bola yang bagus, seorang pemain sepak bola juga dituntut untuk mempunyai kondisi fisik yang bagus, oleh karena itu di dalam cabang olahraga sepak bola tidak hanya dilakukan pelatihan tentang tekhnik bermain dan pembelajaran strategi, tapi juga sangat diperlukan beberapa tahap latihan fisik.
Selain dituntut mempunyai skil atau kemampuan bermain bola yang bagus, seorang pemain sepak bola juga dituntut untuk mempunyai kondisi fisik yang bagus, oleh karena itu di dalam cabang olahraga sepak bola tidak hanya dilakukan pelatihan tentang tekhnik bermain dan pembelajaran strategi, tapi juga sangat diperlukan beberapa tahap latihan fisik.
B. SARAN
Begitu banyak manfaat yang bisa kita ambila dari
melakukan tes dan pengukuran. Jadi sebaiknya, bagi setiap Guru olahraga atau
Pelatih mengisi pengetahuannya tentang beberapa komponen dan hal-hal yang
berkaitan dengan tes dan pengukuran olahraga. Karena dengan itu kita akan bisa
mengambil banyak manfaat, diantaranya seperti :• Untuk pelaksanaan evaluasi dan Sebagai bahan motivasi
• Sebagai bahan perbaikan mengajar / melatih dan Sebagai dasar penelitian
• Penentuan status atlet dan pembagian kelompok sesuai dengan ketentuan yang telah ada
NB: Sebelum berkomentar pilih ANONYMOUR pada berbagi komentar, trus bru publikasikan, trims..
Bet365 Casino and Hotel - Mapyro
BalasHapusInformation and reviews of Bet365 Casino and Hotel, including 군포 출장마사지 gaming floor plans, meeting rooms, parking meters and internet. 하남 출장안마 Rating: 창원 출장샵 7.9/10 안산 출장안마 · 5,295 대전광역 출장샵 reviews